(belagak) kulik lirik – Siapa “Rindu” di lirik “Sementara” milik FLOAT Project?

Ya. Ini bener-bener tulisan iseng sebetulnya, karena kadang kepikiran gimana sih seseorang menginterpretasi lirik lagu yang lagi mereka dengerin?

Buat saya sih, kadang satu lirik lagu pun bisa jadi multiinterpretasi bukan hanya oleh banyak orang tapi oleh satu orang yang sama.
Intinya mendadak kepikiran sama apa yang dipikirin sama Bang Meng (mungkin, soalnya belum pernah nanya yang nulis liriknya siapa) ketika nulis lirik lagu Sementara itu Rindu siapa?
Ketimbang keder Rindu yang saya maksud itu mengacu ke mana mending saya tulis ulang aja lirik Sementara dulu.

Sementara – Float

Sementara teduhlah hatiku,
tidak lagi jauh,
belum saatnya kau jatuh.
Sementara ingat lagi mimpi,
juga janji-janji,
jangan kau ingkari lagi.

Percayalah hati, lebih dari ini, pernah kita lalui
Jangan henti di sini

Sementara lupakanlah RINDU,
sadarlah hatiku,
hanya ada kau dan aku.
Dan sementara akan kukarang cerita,
tentang mimpi jadi nyata,
untuk asa kita berdua.

Percayalah hati, lebih dari ini, pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah, nikmatilah lara

Percayalah hati, lebih dari ini, pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah, nikmatilah lara
Percayalah hati, lebih dari ini, pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah, nikmatilah lara
Untuk sementara, saja, untuk sementara, saja

Nah keliatan kan di mana ada kata Rindu?
Belakangan saya sering bertanya-tanya siapa Rindu di lirik lagu sementara itu, yang disuruh oleh si aku untuk dilupakan si kau dengan meyakinkan bahwa di hati si aku hanya ada si aku dan si kau.

Apakah sementara soal meyakinkan si kau soal si aku tidak akan lagi menilik si Rindu? bisa jadi. buat saya itu satu kemungkinan. Walaupun barusan ketika saya tanya ke akun @float_project, mereka bilang itu cuma arti harafiah aja kok.

Tapi saya malah lebih suka memaknai Sementara sebagai sebuah lagu kontemplasi.

Sedari awal, hatiku dipersonifikasi sebagai seseorang yang lain, padahal hatiku ya diri sendiri.

Sementara teduhlah hatiku, tidak lagi jauh, belum saatnya kau jatuh…

Bagian tadi seolah meminta/meyakinkan diri sendiri bahwa, perjalanan yang kita lalui tidak jauh lagi akan mencapai tujuan akhirnya, maka jangan dulu menyerah dengan terjatuh, sehingga teduhlah, tenanglah.

Lalu, di bagian “sementara ingat lagi mimpi, juga janji-janji, jangan kau ingkari lagi,” seolah berkata pada diri sendiri, kita punya banyak mimpi loh. Dulu mungkin sesekali kita memiliki tekad A, tekad B, tekad C dan seterusnya yang pada akhirnya tidak dipenuhi, tidak diwujudkan (atau mungkin tak terwujud), sehingga si aku mengingatkan pada diri sendiri kali ini apapun tekadnya (dalam hal ini mencapai tujuan perjalanan yang tidak lagi jauh tadi itu) harus sebisa mungkin diwujudkan menjadi satu hasil yang jelas.

Di reff pertama, si aku bergumam “Percayalah hati, lebih dari ini, pernah kita lalui, jangan henti di sini,“. Yang saya tangkap adalah, si aku lagi-lagi berkontemplasi dan mengatakan pada dirinya sendiri untuk percaya bahwa seberat apapun perjalanannya kali ini, sesukar apapun itu hingga kerap membuat aku terjatuh, tidak lebih berat dari fase hidup lain yang pernah terjalani, maka si aku berseru, “jangan henti di sini!“.

Berlanjut di bagian berikutnya, “Sementara lupakanlah rindu, sadarlah hatiku, hanya ada kau dan aku,” seolah mengatakan bahwa si aku lewat berbicara dengan si kau harus segera melupakan masa lalu (rindu, karena rindu adalah mengharapkan sesuatu yang telah berlalu bukan? maka rindu adalah masa lalu), apakah itu karena si masa lalu sudah tak lagi mendampingi ataupun apa lah itu, tapi yang jelas si aku mengatakan bahwa dalam perjalanan kali ini tidak akan ada yang membantu ia berhasil kecuali dirinya sendiri. Saya sepenuhnya merasa bahwa “lupakanlah rindu” betul-betul ajakan untuk melangkah maju, tidak menambatkan diri pada masa lalu. Itu.

Lalu di lirik selanjutnya si aku berkata, “dan sementara akan kukarang cerita, tentang mimpi jadi nyata, untuk asa kita berdua,” maknanya bagi saya sangat jelas, dalam hal ini karena aku dan kau adalah satu orang yang sama maka pada akhirnya ia ingin memotivasi diri sendiri, bahwa mimpi bisa menjadi nyata, itu yang menjadi (salah satu) dorongan bagi dia untuk terus berjalanan mencapai tujuan akhir.

Pada akhirnya di reff yang terus berulang diserukan “percayalah hati, lebih dari ini, pernah kita lalui. takkan lagi kita mesti jauh melangkah, nikmatilah lara!“. Apalah itu kalau bukan sugesti kepada diri sendiri bahwa dalam setiap perjalanan akan selalu ada kerikil yang melukai telapak kaki, atau mungkin turunan dan tanjakan jalan yang membuat paru-paru bekerja lebih keras hingga terasa sakit, atau semacamnya lah, bahwa perjalanan itu tak pernah sepenuhnya mulus, selalu ada hambatan yang mungkin menggoda kita untuk berhenti, namun si aku meyakinkan bahwa lara itu sementara, karena takkan lagi jauh ia harus melangkah untuk mencapai tujuan akhir perjalanan.

Di bagian akhir, si aku bergumam, “untuk sementara, saja, untuk sementara, saja,” ya, karena si aku sekali lagi ingin mensugesti diri bahwa perjalanan tak lagi jauh, peluh cucur keringat, darah dan segala energi tercurah sebentar lagi terbayarkan dengan kesampaian mereka ke tujuan akhir perjalanan.

Itu sih yang saya denger, tapi katanya, you only hear what you wanna hear, jadi ya mungkin sebetulnya itu yang ingin saya dengar ketika mendengarkan Sementara. Itu saya. Anda mungkin berbeda. Bebas lah. Tapi, untuk sementara saja to? 🙂

16 Comments

  1. Hai. Mau nanya maksudnya arti harafiah aja gimana ya?

    Ngomong-ngomong gue setuju sih sama semua penafsiran di sini. Intinya buat ngingetin diri kita kalo semua hal yang sulit pasti bisa dilewati. Dan bener juga, Life is not the mountaintops. It’s the walking in between.

    🙂

    Like

  2. sebulanan yg lalu kynya.. aku nonton float dan om Meng bilang lagu Sementara itu dibikin pas dia lagi ldr an ama pasangannya.
    waktu itu om Meng kuliah di bandung, pacarnya di Jakarta. mau nelpon gada pulsa. rasanya pengen mati aja.. gitu katanya.

    Like

    1. Ternyata sesederhana itu ya. Gue doang yang maknainnya sambil ribet paling. Beberapa kali ketemu Bang Meng juga lupa terus mau nanya soal Sementara. Trims infonya… 🙏🏼😁

      Like

  3. Hallo. Dari pertama memaknai lagu ini, yang saya pikirkan begitu ada kata rindu adalah ‘rumah’. Om Meng ingin pulang, dia rindu sama rumah. Which is rumah adalah tempat dimana orang-orang mengharapkan kita. Bisa keluarga, sahabat atau pacar. Well, thats why… I love this song so damn much.

    Like

    1. Halo Mbak, terima kasih atas komentarnya
      Bisa jadi Mbak sangat menyukai lagu ini juga karena Mbak betul-betul menyukai saat-saat pulang.
      Seperti saya menerka isi laman milik Mbak tak ubahnya catatan yang ditulis beberapa jam sebelum menuju stasiun kereta api terdekat untuk melakoni perjalanan pulang atau diketik di ruang tunggu sebuah bandara atau bahkan di dalam sebuah bus menuju rumah, menuju orang-orang yang mengharapkan atau Mbak nantikan pertemuannya.
      Tetap hati-hati di jalan Mbak, terkadang pulang bukan melulu soal peluk dan cium di tempat ketibaan, tapi hal-hal yang merunuti menuju peluk dan cengkerama itu sendiri. 🙂

      Like

  4. Hai.. saya setuju sama arti liriknya. Pertama kali denger saya kira ini buat pasangan LDR (dan kebetulan kemaren emang lg LDR-an), tapi setelah lama kelamaan dengernya kok ada beberapa yg ga cocok ya sama yg saya tanggap.. eh pas denger ini waktu lagi down malah ngerasa pas, lagunya buat nyemangatin hati yang lagi lelah pengen berhenti, tapi jangan dan disuruh tahanin sama diri sendiri buat sementara waktu, dan nikmati lara (sengsara) buat hasil yg nantinya akan lebih baik! Hehe cuma mau ngutarain aja sih karna kita sepikiran 😅

    Liked by 1 person

  5. Haii, saya sedang mencari blog2 atau artikel2 yang mengulas tentang lagunya Float yang judulnya sementara. Saya baca satu per satu ulasan tentang lagu tersebut. Menurut saya ulasan ini yang paling cocok dengan yang saya tangkap setiap kali saya mendengarkan lagu sementara. Karena menurut saya, cinta itu ndak cuman untuk orang lain tapi juga untuk diri sendiri, salah satu contohnya dengan menyemangati diri sendiri ketika mulai lelah dengan masalah2 kehidupan yang terus datang sedangkan diri seperti ndak mampu untuk melewati masalah2 itu, seperti lirik pada lagu ini. Terakhir, setuju sekali sama pendapatnya penulis kalau aku dan kamu yang ada pada lirik lagu ini itu adalah 1 orang yang sama..
    Semoga kita semua semangat dan mampu menghadapi kesementaraan ^^
    Terima kasih..

    Like

    1. Waduh bro, gua gak tau lo denger isu ini awalnya dari mana. Meng lah.

      Kalopun ada yg ngehubungin Sementara sama Ari Lesmana, selain dia dan Fourtwnty sesekali bawain coveran Sementara pas manggung, itu ya pas di Float To Nature itu, pas Ari diminta ikut nyanyi sama Meng di sono. Gitu sik setau gua. Hehehe.

      Like

  6. Sumpah gua juga berfikiran sama kaya lu, di lirik “lupakanlah rindu, sadarlah hatiku” itu kaya ngingetin hati atau diri sendiri. Terus sama lirik “hanya ada kau dan aku” maksudnya kau itu ya hati dia.

    Like

Leave a comment